Kakak perempuan Fulan telah meninggal dunia. Saat Fulan ikut mengubur kakaknya, kantung uangnya terjatuh dan tertimbun tanah, ia tak sempat mengambilnya.
Setelah upacara pemakaman selesai dan semua orang yang melayat sudah pulang, Fulan menggali kembali kuburan kakaknya untuk mengambil kantung uangnya yang tertimbun.
Betapa terkejutnya Fulan, dari liang kubur kakak perempuannya itu keluar api menyala. Dengan cepat Fulan menimbun kembali kuburan itu, ia mengurungkan niatnya mengambil kantung uang miliknya.
Bergegas ia pulang ke rumah dan dengan menangis ia menemui ibunya.
“Ibu apa yang telah diperbuat kakak perempuanku, hingga terjadi demikian?” tanya Fulan kepada ibunya.
“Apa yang terjadi, anakku? ”
“Ketika aku menggali kubur kakak untuk mengambil kantung uangku yang terjatuh, keluarlah api dari liang kuburnya,” kata Fulan, menceritakan apa yang baru saja dilihatnya.
Mendengar cerita anaknya, sang ibu hanya diam terpaku. Pandangannya menerawang jauh, air matanya meleleh membasahi kedua pipinya. Ia sangat menyesali apa yang telah diperbuat anak perempuannya semasa hidup.
“Apa yang dilakukannya ibu ?” tanya Fulan lagi. Rasa ingin tahunya semakin besar melihat reaksi ibunya.
“Wahai anakku, Fulan. Kakak perempuanmu dulu semasa hidupnya suka menyepelekan shalat, dan mengakhirkan shalatnya.” jawab ibu Fulan dengan sedih ...
"Robbij'alnii muqiimassholaati, wa min dzurriyyatii Robbanaa wa taqobbal du'aa'"
Ya Allah jadikanlah kami dan keturunan kami hamba-hamba yg (tetap) menjaga dan mendirikan sholat, Ya Allah terimalah do'a kami"
No comments:
Post a Comment