Kisah batu yang menangis selalu menjadi fenomena alam penuh kontroversi dan sulit dijelaskan dengan ilmu pengetahuan. Bagaimana mungkin batu yang bukan makhluk hidup dapat mengeluarkan air?
Kisah batu menangis ternyata pernah terjadi di jaman Nabi.
Allah swt menyampaikan wahyu kepada Nabi Musa as, "Wahai Musa, tiada keindahan di sisi-Ku, selain zuhud dalam kehidupan dunia. Tiada sarana untuk mendekatkan diri kepada-Ku selain berhati-hati dalam menjalankan agama (wara') lantaran takut pada-Ku. Dan tiada ibadah selain menangis karena takut kepada-Ku"
Nabi Musa as bertanya, "Pahala apa yang akan kau berikan kepada mereka atas perbuatan-perbuatan ini?"
Allah swt berfirman. "Aku menganugerahkan surga bagi orang-orang yang hidup zuhud di dunia. Aku akan memberikan surga bagi ahli wara' (berhati-hati dalam menjalankan agama) yang tiada menyaingi mereka. Dan orang-orang yang menangis karena takut kepada-Ku tidak akan mendapatkan pahala seperti orang lain, karena perbuatan ini membuat-Ku senang"
Rasulullah saw bersabda, "Wahai Ali, berusahalah menangis semampumu karena takut kepada Allah, karena balasan bagi setiap tetes air mata adalah para malaikat akan membangunkan sebuah rumah untukmu di surga."
Imam Ali berkata. "Pabila tangisan menguasai suatu kaum, maka Allah akan menurunkan rahmat kepada umat tersebut lantaran tangisannya."
Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa, salah seorang nabi saat melintasi jalan, dia melihat batu kecil yang banyak mengeluarkan air. Dia pun heran dan memohon kepada Allah agar ia mampu berbicara dengan batu itu.
Nabi itu bertanya, "Dengan ukuranmu yang kecil ini, bagaimana mungkin keluar air yang melimpah darimu?"
Batu itu menjawab, "(aliran air yang melimpah ini) disebabkan karena rasa takutku kepada Allah, sebab aku mendengar Allah berfirman:
Api neraka yang bahan bakarnya manusia-manusia dan batu-batu. (al-Tahrim:5)
oleh karena itu, aku takut akan termasuk ke dalam batu-batu (neraka) tersebut."
Kemudian Nabi itu memohon kepada Allah agar tidak menjadikan batu itu sebagai bahan bakar api neraka. Allah mengabulkan permintaan Nabi itu dan memberikan pahala kepada batu kecil itu. Nabi itu lalu pergi.
Setelah beberapa masa, dalam perjalanan pulang, nabi tersebut melihat batu kecil itu menangis lagi. Nabi itu bertanya, "Mengapa engkau menangis, padahal Allah telah memberikan rasa aman kepadamu?"
Batu kecil itu menjawab, "Tangisan dahulu adalah tangisan karena takut kepada Allah. Adapun ini ialah tangisan kerinduan."
No comments:
Post a Comment