Asal Usul Kata Harta Karun
Pernahkah Anda mendengarkan istilah harta karun? kebanyakan orang pasti sudah mengetahuinya. namun, apakah Anda tahu asal usul kata harta karun tersebut?
Kisah Qarun dan Nabi Musa ini akan memberikan informasi tentang kewajiban membayar zakat dan juga asal usul dari kata harta karun.berikut kisahnya:
Allah swt menurunkan kewajiban untuk mengambil zakat kepada Nabi Musa as. Kemudian Nabi Musa as datang ke rumah Qarun untuk meminta zakat. Namun Qarun menolak untuk mengeluarkan zakat.
Nabi Musa as meminta Qarun untuk mengeluarkan zakat satu ekor kambing dari seribu ekor kambing, dan satu dinar dari seribu dinar. Qarun pun menghitung jumlah zakat yang harus diserahkannya. Dia merasa keberatan untuk mengeluarkannya karena jumlahnya terlalu besar. Saat itu, terbesit di benak Qarun untuk melakukan tipu daya agar dia terlepas dari kewajiban membayar zakat. Qarun mengumpulkan Bani Israil dan berkata, “Apa yang diperintahkan Musa, kalian mematuhinya. Sekarang, dia hendak mengambil harta dari tangan kalian. Maka pikirkanlah suatu cara untuk menghindari perintahnya.”
Mereka berkata, “Wahai Qarun, engkau lebih besar dari kami. Kami akan melakukan apapun yang kau inginkan.”
Qarun berkata, “Panggilkan seorang pelacur! Aku akan memberinya hadiah besar agar dia memfitnah Musa.”
Kemudian Qarun menetapkan hadiah kepada wanita itu sebesar seribu dinar dan berjanji akan menjadikannya istri. Keesokan paginya, Qarun mengumpulkan Bani Israil. Setelah itu, Qarun menghadap kepada Nabi Musa seraya berkata, “Orang-orang menanti kedatangan Anda. Sampaikanlah saran dan nasihat kepada mereka.” Nabi Musa as keluar dari rumahnya dan mulai menyampaikan nasihat kepada umatnya.
Di antara nasihatnya, beliau berkata, “Barang siapa yang mencuri, maka aku akan memotong tangannya. Barang siapa yang memfitnah, maka aku akan mencambuknya sebanyak 70 kali. Barang siapa yang tidak mempunyai istri dan dia berbuat zina, maka aku akan mencambuknya sebanyak 70 kali. Adapun barangsiapa yang memiliki istri dan dia berbuat zina. Maka ia akan dirajam hingga mati.”
Qarun berkata, “Meskipun Anda sendiri yang melakukannya (berbuat zina)?”
Nabi Musa as menjawab, “Ya”
Qarun berkata, “Bani israil berkata, bahwa Anda telah berzina dengan fulana”
Nabi Musa as bertanya dengan heran, “Saya berbuat zina?”
Qarun menjawab, “Benar.”
Qarun mendatangkan wanita itu dan berkata, “Apa yang mereka katakan benar adanya. Ini buktinya!”
Adapun wanita itu, mulai berpikir untuk bertaubat dan meminta maaf kepada Nabi Musa as. Wanita itu bertekad menceritakan kejadian yang sebenarnya. Dia berkata, “Mereka berdusta. Qarun telah menentukan hadiah istimewa kepada saya agar memfitnah Anda.”
Qarun terkejut dengan kejadian tidak terduga ini dan menundukkan kepalanya lantaran malu.
Seketika itu pula Nabi Musa as bersujud di hadapan Allah dan memuji-Nya. Dengan tetesan air mata beliau berucap, “Ya Allah, MusuhMu hendak mencelakaiku. Aku adalah utusanMu dan datang dari sisiMu. Ya Allah kuasakanlah aku atasnya (Qarun)!”
Terdengarlah suara, “Wahai Musa, kekuasaan bumi Aku letakkan di bawah kehendakmu.” Kemudian Nabi Musa as menghadap ke bani israil seraya berkata, “Allah swt memberikan kepadaku kekuatan untuk menghancurkan firaun dan para pengikutnya. Sekarang, dia telah memberikan kekuasaan kepadaku untuk menguasai Qarun. Barangsiapa yang mencintai Qarun, maka hendaknya dia bersamanya. Dan barang siapa membencinya, maka hendaknya ia menyingkir.”
Hanya dua orang saja yang tetap tinggal bersama Qarun. Nabi Musa memerintahkan bumi untuk menelan Qarun dan orang yang bersamanya itu. Ketika Qarun terbenam hingga betis, Nabi Musa as berkata, “Wahai bumi telanlah mereka hingga batas lutut!” ketiga kalinya, Nabi Musa as memerintahkan bumi untuk menelannya hingga sebatas pinggang.
Lalu Nabi Musa as berkata, “Telanlah mereka hingga sebatas leher.” Berkali-kali Qarun memohon kepada Nabi Musa as agar ia dibebaskan dari siksa. Akan tetapi, Nabi Musa as sangat marah padanya dan tidak menghiraukan permohonannya.
Untuk kali terakhir, Nabi Musa as berkata, “Wahai bumi, telanlah seluruh tubuh mereka!” Seluruh tubuh Qarun dan orang yang bersamanya akhirnya ditelan bumi dan binasa.
Allah swt mewahyukan kepada Nabi Musa as, “Wahai Musa, betapa keras hatimu. Qarun memohon belas kasihan kepadamu sebanyak 70 kali, namun engkau enggan memaafkan kesalahannya. Demi keagungan dan kemuliaan-Ku, seandainya dia berdoa pada-Ku sekali saja, maka niscaya ia akan menemukan-Ku sebagai Tuhan yang Maha dekat dan Maha mendengar doa.”
Diyakini dalam kisah ini Qarun beserta hartanya ditenggelamkan bersama pengikutnya, hingga pada akhirnya orang yang selalu berburu harta dikatakan sebagai orang yang sedang mencari hartanya karun, maka terciptalah istilah harta karun.
No comments:
Post a Comment