Di antara bani Israil terdapat keluarga yang tinggal di perkemahan dan hidup di gurun. Mereka hidup dengan serba sederhana. Mereka juga memiliki beberapa ekor domba, seekor ayam jago, seekor keledai dan seekor anjing.
Ayam jago berguna untuk membangunkan mereka di waktu shalat. Keledai berguna untuk mengangkut sarana dan fasilitas hidup mereka seperti membawakan air dari tempat yang jauh. Anjing berguna untuk menjaga mereka di malam hari dari kejahatan pencuri.
Suatu hari seekor rubah datang dan memangsa ayam jago mereka. Anggota keluarga pun sedih dan gelisah. Namun, sesepuh mereka orang yang saleh berkata, “Insya Allah, semuanya akan menjadi baik.” Selang beberapa hari, Anjing mereka mati, semua anggota keluarga sedih. Akan tetapi, sesepuh keluarga itu kembali berkata, “Insya Allah, semuanya akan menjadi baik.” Tak lama berselang, rubah kembali memangsa keledai mereka. semua anggota keluarga sedih. Akan tetapi, sesepuh keluarga itu kembali berkata, “Insya Allah, semuanya akan menjadi baik.”
Di hari-hari itu pula, suatu pagi ketika bangun dari tidur, mereka melihat seluruh kemah di sekitar mereka telah musnah dan hancur. Pencuri telah menguras habis seluruh harta benda penghuni kemah lain dan menawan serta membunuh mereka. Di tengah gurun itu hanya mereka saja yang selamat.
Orang saleh itu berkata, “Rahasia mengapa kita tetap hidup adalah bahwa kemah-kemah lain memiliki anjing, ayam jago dan keledai. Lantaran suara binatang-binatang itu pencuri pun mendatangi mereka. Sebaliknya, lantaran kita tidak memiliki ayam, anjing dan keledai, maka keberadaan kita tidak terpantau. Jadi, kebaikan bagi kita di balik matinya anjing, ayam, dan keledai milik kita adalah keselamatan bagi jiwa kita”
Inilah buah yang dipetik oleh orang yang yang menyerahkan segala urusannya kepada Allah.
No comments:
Post a Comment