Seorang Budak yang bernama Ruzbah adalah seorang kaya yang telah hijrah secara ruhaniah, ia meninggalkan keluarganya dan kehidupannya yang penuh dengan kemewahan. Ia juga meninggalkan keyakinannya untuk meninggalkan kepercayaan pemelihara api suci dalam agama Majusi.
Ia berjalan ribuan mil untuk mencari pembawa kebenaran. Hingga, akhirnya seorang Nashrani memberitahukan kepadanya bahwa telah datang seorang Nabi pembawa kebenaran di Kota Yatsrib. Di kota itulah ia sekarang menanti kedatangan kekasih Allah yang ia nantikan.
Tiba-tiba ia mendengar percakapan majikannya bahwa telah datang Muhammad di kota Quba. Ialah Muhammad, Nabi yang selama ini ia tunggu, Nabi yang Ruzbah rindukan.
Tubuh Ruzbah bergetar mendengar hadirnya Nabi yang ia rindukan. Jarak antara Quba dan dan Yatsrib ada sekitar dua mil jauhnya. Ruzbah kemudian membawa sekantung kurma menempuh perjalanan ke Yatsrib. Langkahnya yang besar dan tegap membuatnya menempuh perjalanan begitu cepat. Semakin dekat dia dengan Muhammad, semakin bergetar tubuh Ruzbah. Dalam dadanya “Muhammad” terus bergumam.
Hingga akhirnya ia menemui Nabi yang ia cari dan berkata: “Aku mendengar....engkau adalah orang saleh..ditemani oleh orang-orang asing. Ini ada beberapa butir kurma aku serahkan padamu sebagai sedekah.” Nabi saw itu kemudian membagikan kurma tersebut kepada para sahabatnya . dan Rasulullah tidak memakan kurma itu sebutirpun.
Dalam batin, Ruzbah bergumam, “ini tanda yang pertama!” Keesokan harinya ia kembali lagi membawa sekantung kurma dan memberinya pada Muhammad saw yang sedang memasuki kota Madinah, “Ini hadiah untukmu.” Nabi saw mengucapkan terima kasih kepadanya. Ia membagikan kepada para sahabatnya dan ia ikut makan sebagiannya. “Ini tanda kedua,” bisik Ruzbah dalah hatinya.
Ketika Rasullullah menshalatkan jenazah, Ruzbah lari ke belakangnya. Seakan akan beliau tahu apa yang dicari Ruzbah, Nabi saw melepaskan serban yang menutup punggungnya. Ia melihat tanda kenabian di antarak kedua bahunya. Ruzbah meloncat, mencium bahu itu, dan terus menerus menangis.
Ia lepaskan kerinduannya kepada Al-Mushthafa dengan membasahi tubuhnya yang mulia dengan air matanya. Berceritalah ia tentang perjalanan panjangnya, ketika Rasulullah saw menanyai asal-usulnya.
Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, Nabi saw memeluknya, dan menamainnya Salman. Salman bukan orang asing pertama yang yang menciumi Nabi saw untuk mengungkapkan kecintaannya. Kecintaan yang memberinya kekuatan untuk menempuh perjalanan panjang mencari kebenaran
No comments:
Post a Comment