Friday, September 27, 2013

Nak, Semoga Suatu Suatu Hari Nanti Gambar Kedua Orang Tuamu Tidak Hitam Lagi

Saudara-saudariku yang baik, Setiap kita punya aktifitas yang bermacam-macam. Pengusaha. Kantoran. Karyawan dan lain sebagainya. Pergi pagi pulang petang menjadi rutinitas keseharian kita. Bahkan tidak sedikit yang harus meninggalkan rumah ketika anak-anak masih tidur dan pulangpun sudah demikian larut untuk bisa bertemu apalagi bercengkrama dengan mereka. Alhasil anak-anak kita tidak begitu familiar dengan wajah orang tuanya.


Ada sebuah cerita. Tersebutlah sebuah keluarga yang kedua orang tuanya termasuk orang tua karir. Ayahnya seorang pejabat di sebuah perusahaan terkenal. Sementara karir ibunya pun tidak kalah moncer. Ia menjadi pengusaha yang sangat sukses. Berbagai macam penghargaan telah ia dapatkan. Begitu padatnya aktifitas mereka berdua. Setiap hari keduanya pergi ketika matahari belum muncul dan pulang pun matahari sudah jauh tenggelam di ufuk Barat. Tidak pernah melihat matahari dirumah, begitulah kira-kira.

Mereka mempunyai seorang anak yang duduk di kelas 5 SD. Suatu hari di kelas menggambar, gurunya meminta anak-anak menggambar anggota keluarga mereka. Anak-anak dengan bersemangat mulai menggambar anggota keluarga mereka tak terkecuali anak sang pengusaha tersebut. Setelah satu jam, Guru memeriksa satu per satu tugas menggambar tersebut. Sang guru cukup senang dengan hasil karya anak-anak. Tetapi ketika sampai pada meja anak sang pengusaha, ia kaget melihat gambar anak tersebut.

“Ini gambar siapa sayang?” tanyanya sambil menunjuk gambar seorang anak kecil.

“Itu aku,” jawab anak itu datar.

“Terus, ini siapa?” Sang guru menunjuk dua gambar orang yang berdiri agak jauh dari gambar anak kecil tadi.

“Ini gambar Papa sama Mama.” Jawabnya sambil menunjuk gambar tersebut.

Sejenak sang Guru terdiam dan mengerenyitkan dahinya, ”Kok warna gambar Mama sama Papa kamu hitam semua. Gak kelihatan matanya, hidungnya mulutnya. Terus badannya juga kok semuanya hitam. “ Guru tersebut bergantian mengamati gambar orang dan anak tersebut,” Kan bagus kalau diwarnai kayak gambar anak ini.”

Anak itu terdiam beberapa saat. Ia menatap gurunya. Butiran bening bergelayut dikedua matanya. “Saya tidak pernah melihat Mama dan Papa. Mereka sudah pergi waktu aku masih tidur dan pulang pun ketika aku sudah tidur. Makanya gambar Mama sama Papa aku warnai hitam soalnya gak pernah kelihatan. Papa sama Mama sekarang sudah jauh.”

Sang Guru tak kuasa menahan rasa iba. Matanya berkaca-kaca. Dipeluknya anak tersebut seraya berbisik lembut,”Nak, Ibu Guru berdoa semoga suatu suatu hari nanti gambar kedua orang tuamu tidak hitam lagi.

No comments:

Post a Comment

Daftar Isi