Friday, September 13, 2013

Putuskan Talinya dan Bangunlah!

Ada seorang pendaki gunung yang ingin mendaki gunung yang sangat terjal. Orang-orang menasihatinya “Jangan pergi hari ini, ini bukan hari yang baik, cuacanya tidak bagus”, tapi dia tidak menghiraukannya. Mereka berkata “Ajaklah seseorang bersamamu”, dia berkata “Tidak usah. Aku ingin melakukannya seorang diri.” 

Ketika dia sedang mendaki, tiba-tiba cuaca berubah menjadi buruk, sedangkan hari sudah menjelang malam dan mulai gelap. Tiba-tiba, dia terpeleset dan terjatuh. Dia tahu dirinya sudah tidak mungkin dia terselamatkan karena terjatuh dari gunung. Seluruh perjalanan hidupnya terputar cepat di depan matanya. Dan ketika dia terjatuh, tiba-tiba ada bebatuan yang menonjol. Jadi talinya tersangkut di batu itu dan dia berhenti jatuh.


Jadi orang itu berteriak “Ya Tuhan, selamatkan aku. Selamatkan aku!” Dia tergantung disana, dia tidak tahu berada dimana dirinya. Semuanya gelap karena sekarang sore telah berakhir dan malam pun tiba. Badai salju mulai bertiup, rasa dingin menusuk tulang. Dia berseru lagi “Ya Tuhan, selamatkan aku.”


Tiba-tiba dia mendengar sebuah suara “Apakah kau pikir aku dapat menyelamatkanmu?” 

Dia berkata “Tentu saja kau dapat menyelamatkanku, siapa lagi yang dapat menyelamatkanku? Tidak ada siapapun, aku mohon selamatkan aku!” 

Jadi suara itu berkata “Apakah kau yakin aku dapat menyelamatkanmu?” 

Dia berkata “Sangat yakin. Tidak ada lagi yang dapat menyelamatkanku!” 

Kemudian suara itu berkata “Kalau begitu, potonglah talinya!”


Namun pendaki ini tidak mempunyai keberanian untuk memotong talinya. Keesokan paginya, tim pencari menemukan si pendaki ini telah tewas. Dia membeku, sambil mencengkram tambangnya dengan kedua tangannya... 

...hanya berjarak 1,5 meter dari atas permukaan tanah...


Hikmah dari kisah ini adalah, aku ingin mengingatkan kepada kalian untuk memotong talinya!Jika kalian ingin pertolongan dari Allah, potonglah tali dari dunia ini, karena hanya menginginkan dunia tidak akan membantu kita menggapai akhirat. Kita hanya menggunakan dunia sebagai sepatu bagi kaki kita. Kita menggunakan dunia sebagai jembatan untuk meraih kehidupan akhirat. Kita semua berada di dalam film tiga dimensi. Kita adalah aktornya. Dan para nabi datang dan berusaha membangunkan kita semua dengan berkata “Maaf, tapi ini hanyalah film.”

“Dan untuk apa kehidupan dunia, kecuali kesenangan angan-angan semata.” 
(Q.S. Ali Imran:185)

Bangunlah. Inilah mengapa para nabi darang, mereka mencoba membangunkan kita! Hadapi kenyataan, coba pahami bahwa Allah S.W.T. telah memberikan kita kesempatan. Gunakanlah waktu sebaik-baiknya!

No comments:

Post a Comment

Daftar Isi