Tuesday, September 10, 2013

Seorang Pencuri yang Mengungkap Aksi Pembunuhan Berantai

Sebuah stasiun radio berita di kerajaan Jordania. Stasiun radio ini unggul dengan berita-berita faktual dan aktual yang disiarkan secara langsung. Kisah ini berawal dari dering telepon pada sesi suara pendengar yang diberi titel “buka-bukaan” yang disiarkan rutin setiap hari. Penelepon tak dikenal itu memperkenalkan diri sebagai pencuri profesional, sangat mengandalkan keahliannya itu untuk hidup. Kepada pemandu acara dia menyampaikan hendak menceritakan sebuah peristiwa penting yang harus segera diketahui oleh pembawa acara maupun para pendengar bahkan pihak yang berwajib,

Pada awalnya pemandu acara hanya menganggapnya sebagai lelucon atau orang iseng; tidak mungkin seorang pencuri mengungkapkan jati dirinya sebagal pencuri. Namun demikian dia tetap memberi kesempatan kepada penelepon aneh tersebut untuk menceritakan peristiwa yang hendak disampaikannya itu. Setelah si pencuri menceritakan kisahnya, pahamlah si pemandu acara bahwa ini merupakan kasus serius yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Berikut saya sampaikan kepada pembaca secara ringkas kasus tersebut:

Pencuri itu mengaku tengah melakukan pengintaian mengincar sebuah rumah mewah di kawasan elit ibu kota Jordania, yang dikenal dengan komplek ‘Abdun. Pekerjaan tersebut sudah hampir sebulan di lakukannya . Dia berharap memperoleh hasil yang besar karena semenjak awal dia tahu rumah besar bak vila tersebut hampir tidak pernah ditempati pemiliknya. Tetapi selang beberapa waktu melakukan pengintaian dia menyadari ada yang tidak beres dengan rumah mewah itu dan pemiliknya.

Dalam pengintaiannya itu dia melihat setiap hari sepasang laki-laki dan perempuan masuk ke rumah tersebut bersama seorang atau beberapa orang pemuda atau wanita remaja. Selang beberapa lama laki-laki dan perempuan itu meninggalkan rumah tersebut hanya berdua. Pemuda atau pemudi yang menyertai mereka tidak pernah tampak meninggalkan rumah.

Kejadian itu tersebut selalu berulang hampir tiap hari. Pencuri itu pun meningkatkan intensitas dan kualitas pengintaiannya. Perhatiannya kini beralih kepada rasa penasaran ke mana anak-anak muda tersebut menghilang ditelan rumah berpagar rapat dan tinggi itu tanpa jejak.

Dia pun memeriksa mengelilingi pagar dan setiap sudut rumah mewah itu. Dengan pengalaman mencurinya dia cukup paham celah-celah atau trik-trik yang mungkin dibuat pemilik rumah untuk meloloskan diri tanpa diketahui. Tetapi dia tidak menemukan tanda-tanda keberadaan pintu rahasia yang barangkali dilalui oleh anak-anak muda tersebut untuk meninggalkan rumah besar itu. Hal inilah yang mendorongnya menghubungi radio tersebut.

Dia tidak mungkin melapor ke kantor Polisi, Karena dia paham bagaimanapun identitasnya sebagai pencuri pasti terbongkar. Apalagi untuk menerangkan alasannya mengintai rumah mewah tersebut. Pemandu acara pun segera memperbaiki responnya terhadap penelpon anonim ini. Dia meminta informasi lebih lengkap dan detail tentang lokasi dan rumah yang dimaksud. Setelah merasa cukup yakin dengan kejujuran si pencuri pihak radio pun menelepon kepolisian.

Polisi segera menindak lanjuti laporan tersebut. Ternyata mereka sedang berhadapan dengan tindak kriminal

terburuk abad ini dalam sejarah kepolisian Jordania. Polisi menemukan rumah mewah tersebut ternyata kuburan masal dan penyedia organ tubuh manusia. Mereka berhasil mengungkap sepasang laki-laki dan perempuan tersebut adalah agen pemasok organ tubuh manusia ke pasar gelap perdagangan organ tubuh manusia.

Pasangan ini mengajak anak-anak muda tanggung dengan berbagai iming-iming melakukan kunjungan tertutup ke rumah mewah tersebut kemudian membunuh mereka untuk diambil organ-organ tubuh mereka yang diperlukan dan dapat menghasilkan uang. Sisanya mereka kubur di rumah mewah yang dilengkapi dengan fasilitas pendingin jenazah dan sarana­-sarana pengawet organ tubuh itu.

Kejahatan besar dibongkar oleh seorang pencuri yang masih punya hati. Kasus yang tidak terbayangkan, terjadi di kawasan elit Aman ibu kota Jordania di siang bolong. Anak-anak muda yang melangkahkan kaki memasuki ladang pembantaian mereka dengan berbagai iming-iming dan motivasi. Ada yang diiming-imingi seks bebas, pesta anak muda, narkoba, bahkan lowongan kerja dengan imbalan yang menggiurkan dan lain sebagainya.

Demikianlah pencuri tersebut menyibak tabir yang menutupi kejahatan tingkat tinggi yang tertutup rapi yang kemudian menjadi headline media massa dan topik pembicaraan masyarakat dalam waktu yang cukup lama.

Kisah ini memperlihatkan kepada kita, bahwa betapa pun jahatnya seseorang, tetaplah ada dalam hatinya ruang kosong, meskipun sempit, untuk diisi oleh perasaan cinta terhadap kebaikan. Hal tersebut merupakan fitrah manusia yang telah Allah berikan kepada setiap hamba. Oleh karena itu janganlah pernah bersikap pesimis dalam dakwah, beramar makruf nahi mungkar.

Sumber: Majalah Qiblati Edisi 09 Tahun VII

No comments:

Post a Comment

Daftar Isi