Sunday, September 1, 2013

Pengaruh Al Qur an di Hati yang Bersih

Sebenarnya pengaruh Al Quran sangat besar sekali bagi setiap orang. Hal ini tidak terbatas pada seorang yang baik saja. Namun pengaruh ini juga menyentuh siapa saja yang mendengarkan ayat-ayat-nya.

Karena itu kaum musyrikin selalu berusaha untuk menghalangi semua orang agar jangan sampai mendengarkan Al Quran yang dibacakan oleh Nabi Muhammad saw.

Mereka melarang istri mereka, anak mereka, bahkan sampai budak mereka sendiri dari mendengarkan AlQuran. Untuk itu mereka menjaganya dengan ketat sekali sehingga tidak seorang pun berani mendengarkan Al Quran yang dibacakan oleh Nabi kecuali dengan sembunyi-sembunyi.

Pada suatu hari ada seorang Arab dari dusun Banu Dausan datang ke Mekkah. Orang itu bernama Thufail bin Amru Ad Dussy. Beliau adalah seorang yang amat terpandang dan dikenal sebagi penyair yang amat pandai.

Ketika beliau datang ke kota Mekkah kaum musyrikin Quraisy menghalanginya, agar tidak mendengarkan ajakan Nabi, karena itu akan membawa malapetaka baginya.

Nasihat kamu musyrikin ini diterima oleh Thufail. Dia menutup telinganya dengan kain agar tidak mendengarkan sama sekali suara Nabi.


Pengaruh Al Qur an di Hati yang Bersih
Pada suatu hari, ketika Thufail menuju Masjid, beliau dapatkan Nabi sedang bershalat dekat Ka’bah. Ia mendekatkan dirinya ke tempat Nabi yang sedang shalat. Disaat itulah ia mendengarkan apa yang sedang dibaca oleh Nabi dalam shalatnya.

Thufail memperhatikan kata-kata demi kata yang keluar dari bacaan shalat Nabi, ia tertarik dengan apa yang dibacakan Nabi Muhammad saw.

Thufail berkata pada dirinya, “Aku ini adalah seorang ahli dalam syair, aku dapat membedakan antara perkataan yang bernilai baik dengan yang buruk. Karena itu apa salahnya jika ku dengar apa yang dikatakannya, jika baik akan kuterima, namun jika buruk akan kutinggalkan.”

Thufail kemudian masuk ke rumah Nabi saw, dan menceritakan kepada Nabi Muhammad saw apa yang baru saja dialaminya. Dalam kesempatan ini, Nabi mengajak Thufail ke dalam Islam, lalu dibacakan padanya beberapa ayat Al Quran. Thufail tertarik masuk islam atas pengaruh keindahan ayat Al Quran yang dibaca oleh Nabi.

Setelah itu, Thufail kembali ke dusunnya dan mengajak semua suku kabilahnya untuk masuk islam. Ajakan itu diterima oleh kaumnya dengan senang hati setelah mereka mendengarkan beberapa ayat Al Quran yang dibacakan oleh Thufail bin Amru.

Demikianlah kisah tersiarnya Islam di dusun Dausan tempat Thufail bin Amru.

Abubakar As Shidiq adalah seorang yang indah bacaannya dalam membaca Al Quran. Beliau sering menangis jika membaca Al Quran dikarenakan kekagumannya akan ayat-ayat Tuhan.

Sejak permulaan masuk Islam, Abubakar tidak pernah terang-terangan menyatakan keislamannya. Karena itu beliau tidak pernah melaksanakan shalat di luar rumahnya.

Suatu hari, terbesit di hatinya untuk shalat terang-terangan di luar rumahnya. Beliau kemudian membangun masjid kecil di halaman rumahnya. Setiap hari Abubakar shalat di masjid itu dengan mengeraskan bacaan Al Quran, sehingga dapat didengarkan oleh semua orang yang lewat di tempat itu.

Banyak kaum wanita maupun anak kecil yang mendengarkan bacaan beliau. Ada yang terpengaruh dan ada pula yang tidak. Karena itu, kaum Musyrikin takut kalau Abubakar akan menyeret orang ke dalam Islam dengan bacaannya itu.

Kemudian, mereka menemui Abu Dughnah, seorang yang melindungi Abubakar. Mereka minta kepada Abu Dughnah untuk memperingatkan Abubakar agar tidak shalat di luar rumahnya dengan terang-terangan. Sebaiknya dia shalat dalam rumah saja agar tidak memengaruhi orang lain ke dalam Islam. Dan jika tidak mau, sebaiknya mintalah kembali hak perlindungan dari padanya

Ketika Abubakar mendengar ucapan kaum Musyrikin Quraysi dari mulut Abu Dughnah, beliau berkata, “Kalau demikian, aku kembalikan saja hak perlindunganmu kepadaku dan aku hanya minta perlindungan dari Allah saja.”

No comments:

Post a Comment

Daftar Isi