Saturday, August 31, 2013

Kisah Utsman bin Affan

Kisah Utsman bin Affan tertulis dalam kitab Ath-Thahaqat. Kisah yang terdapat dalam kitab ini bercerita tentang kemampuan Utsman bin Affan menyebut hal-hal yang gaib yang hanya diketahui Allah swt dan orang-orang tertentu.

Peristiwa itu terjadi saat seorang pemuda datang hendak bertemu Sayyidina Utsman. Sebelumnya pemuda itu berpapasan dengan seorang wanita yang sangat menarik perhatiannya sehingga timbul perasaan gairah.

Perasaan pemuda itu hanya diketahui oleh dirinya sendiri dan Allah swt, dan mungkin juga oleh wanita tadi, tetapi Sayyidina Utsman berkata, “Masuk sekarang seorang pria dari kalanganmu, sedangkan padanya terdapat kesan zina”

Pemuda itu bertanya dengan agak marah, “Adakah wahyu turun sesudah Rasulullah saw?”

“Tidak, Cuma firasat seorang mukmin” jawab Utsman.

Ketika mengisahkan kejadian ini at-Tajus Subki berkata, “Apabila bersih hati seseorang, niscaya dia akan melihat cahaya kebenaran. Tiadalah jatuh pandangannya kepada susuatu melainkan dia mengetahuinya…”

Imam Madainy meriwayatkan dari Amr bin Utsman bahwa Utsman berkata, “Aku pernah datang ke rumah bibiku Urwa binti Abdul Muthalib yang sedang sakit. Tidak lama kemudian masuklah Nabi Muhammad saw, baginda mendatangi aku.”

“Mengapa kau lihat aku seperti itu, hai Utsman?” Tanya Rasul penuh rasa heran

“Sesungguhnya aku begitu kagum kepadamu dan kedudukanmu di antara kami dan apa yang diberitakan tentang engkau!” jawab Utsman.

Nabi mengucapkan kalimat, “Tiada Tuhan selain Allah”

“Demi Allah, aku merasa gemetar dengan kalimat itu. Kemudian beliau membaca ayat, ‘Wafis samaai rizqukum’ sampai akhir, kemudian beliau keluar dan aku mengikutinya dari belakang. Lalu aku masuk islam,” kata Utsman.

Kisah Utsman bin Affan
Ibnu Saad meriwayatkan dari Muhammad bin Ibrahim Taimy katanya, “Ketika Utsman bin Affan masuk islam, ayah saudaranya yang bernama al-Hakam bin Abil Ash bin Umayyah mengikatnya dengan tali sambil menghardik, ‘Apakah engkau tinggalkan agama nenek moyangmu dan masuk ke dalam agama baru? Demi Allah tidak akan aku lepaskan tali ini sampai engkau meninggalkan agama baru itu’”

Utsman menjawab, “Demi Allah, aku tidak akan meninggalkan agama ini sedikitpun” ketika ayah saudaranya mengetahui kekerasan hati Utsman, beliau pun dilepaskannya.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar bahwa ia didatangi seorang pria Mesir yang bertanya, “Tahukah engkau bahwa Utsman bin Affan melarikan diri saat perang Uhud?”

“Ya aku tahu,” jawab Abdullah bin Umar

“Tahukah engkau kalau Utsman tidak turut dalam perang Badar?” Tanya pria Mesir itu

“Ya aku tahu.”

“Tahukah kau kalau Utsman tidak hadir dalam Baiat ar-Ridhwan?”

“Ya aku tahu”

“Allahu Akbar” kata orang tersebut.

“Mendekatlah kemari,” tegas Abdullah. “Aku akan jelaskan kepadamu mengenai larinya Utsman dalam perang Uhud. Aku bersaksi bahwa Allah telah memaafkan dan mengampuninya. Mengenai tidak ikutnya ia dalam perang Badar, Utsman harus merawat putri Rasulullah saw yang sedang sakit. Rasulullah berkata kepadanya, ‘Engkau mendapat pahala dan jatah harta rampasan sama dengan orang yang turut dalam perang Badar.’”

“Mengenai tidak hadirnya Utsman dalam Baiat ar-Ridhwan karena Nabi saw tidak mendapatkan orang yang lebih dihormati oleh penduduk kafir Mekkah selain Utsman, sehingga Rasulullah mengutusnya sebagai delegasi kaum muslimin untuk bertemu dengan penduduk kafir Makkah. Baiat ar-Ridhwan terjadi saat Utsman sedang telah berangkat menuju Makkah. Karena itu, Rasulullah mengangkat tangan kanan sambil bersabda, ‘Ini adalah tangan Utsman.’ Nabi menepukkan tangan tangannya pada tangan kirinya sambil bersabda, ‘Ini adalah Baiat Utsman!’” jelas Abullah

Lalu, Abdullah bin Umar berkata kepada orang mesir itu,“Camkanlah penjelasanku ini!”

Tidak heranlah beliau Utsman bin Affan mendapatkan kedudukan yang amat mulia di dunia dan di akhirat. Begitu juga dengan kewaliannya yang terlihat pada kisah berikut,

Dari ibnu Umar bahwa Jahjah al-Ghifary berdiri lalu berjalan menuju Utsman yang tengah berkhutbah di atas mimbar. Lalu, Jahjah mengambil tongkat dari tangan Utsman dan memukulkannya pada paha Utsman sampai paha Utsman robek dan tongkat itu patah. Dalam watu kurang dari setahun, Allah menimpakan pada Jahjah belatung di tangannya sampai ia mati karenanya.

No comments:

Post a Comment

Daftar Isi